Selasa, 26 Januari 2016

[ REVIEW K-DRAMA ] It's Okay, That's Love

It's Okay, That's Love (괜찮아, 사랑이야)
Annyeong haseyo! 

Do you love to watch Korean Drama? If yes, what kind of genre's film that you usually like to watch? Family? Tragedy? If you like to watch romance drama, here I would like to recommend you to watch It's Okay, That's Love (Gwaenchana, Sarangiya).

It's Okay, It's Love is a drama that releases in year 2014 (July 23-September 11, 2014). This drama starred by Jo In Sung as Jang Jae Yeol and Gong Hyo Jin as Ji Hae Soo. Besides two of them, Actor Lee Kwang Soo and D.O. EXO also become cast of this drama.
Unlike romantic K-Drama in general, It's Okay That's Love offer an innovative yet unique story that rarely found in romance K-Drama. It's not only tell us about love story between male main character and female character, it also shows how it feels to live with mental illness. In short, I can say this drama is a serious yet romantic drama and it's worth to watch.
Cast of It's Okay, That's Love
 The plot story of this drama is unpredictable because from the beginning of story you can see that everything is alright. Jang Jae Yeol (Jo In Sung), male main character, is totally fine. He is handsome and he known as the bestseller mystery writer. The story also give us information that Jae Yeol has friend which is Han Kang Woo (D.O. EXO) that always accompany him during the story. Ji Hae Soo, female main character, is a psychiatry doctor. Although she is a psychiatry doctor, she has a minor illness which is she can't even kiss a man because of her past story.

The relationship between both of main character is sweet and sexy and it could almost stand on its own relationship. This drama give us the progress of their relationship. Along with the story, we will know that Jae Yeol also has mental illness that caused by his childhood trauma and Han Kang Woo is the reflection of himself in past. Before the drama reach the end, mental illness will threat the relationship and lives of our main characters.
Scene when Jae Yeol aware that Kang Woo is a representative of himself in past
This drama is focuses consistently on characters rather than their mental illness. Even the life secondary characters like Soo Kwang (Lee Kwang Soo) also has its own scene in this drama. Illness is just a piece of puzzle in "It's Okay, That's Love". However, this piece of puzzle give an unique part in this drama. The mental illness is boxed in high fashion.

Another thing that I like from this drama is everyone in It's Okay, That's Love has something that can't be told. Even they know what's troubling them, they don't find it easy to think clearly. This drama teach us to notice our own weaknesses even it's difficult.

Reason you may consider to watch this drama:
  • It has unique yet sweet love story
  • It has unpredictable plot since the beginning of story
  • This drama tell us about the progress of each character. All of them are developed along the story.
  • Every characters in this drama has their own story and it is a complicated one
  • Soundtracks of this drama is good to listen and those soundtracks not only in Korean language, but also in English language
Reason you may consider to skip this drama:
  • It has serious yet educational knowledge about illness in the story
  • Plot of story is too slow
If you are interested to watch this drama, you may watch it online through youtube or you may download it free in any websites. and if you want to download soundtracks of this drama, you may click this link.

That's all from me. Below, i attach one quote from this drama. Hope you will enjoy the drama!

Rabu, 10 Juni 2015

Antara

Antara by Lrynch Fruhling
Naruto milik Masashi Kishimoto. Saya tidak mengambil keuntungan apapun dalam pembuatan fanfiksi ini.
Prompt:19
Kategori: SasuSaku Fiction for AU
Rating: T
Summary: Ada tiga hal yang menjadi prioritas hidup Sasuke. Tomat, headset, dan pastinya Haruno Sakura. Namun, mana yang menjadi prioritas utama Sasuke? Tidak ada yang tahu, bahkan Sakura sendiri tidak tahu.

...
I.                    Antara Sakura, tomat, dan headset.
Lagi.
Untuk kesekian kalinya manik emerald Sakura kembali melihat fenomena yang sama dalam waktu yang berbeda. Fenomena yang ia lihat tak lain dan tak bukan ialah sosok Uchiha yang tengah memejamkan mata di tempat duduknya yang berada di pojok kanan dekat jendela dengan headset yang bertengger di telinganya.
Tidak seperti di tahun pertama, pada tahun kedua ini, Sasuke dan Sakura tidak di kelas yang sama. Itulah mengapa Sakura kerap kali mengunjungi Sasuke kala waktu istirahat. Mungkin orang-orang yang tidak mengenal mereka akan berpikir bahwa Sasuke adalah lelaki yang tidak tahu tata krama karena membiarkan perempuan yang menghampirinya. Namun hal itu tidak diambil pusing oleh mereka berdua. Toh, yang mengalaminya bukan orang tersebut, melainkan hanya Sasuke dan Sakura.
“Sasuke-kun.” Sentuhan jari telunjuk didaratkan oleh Sakura pada pipi lelaki bermanik onyx tersebut.
Salah satu alis Sasuke terangkat sedikit sebagai bentuk responsnya akan perlakuan Sakura terhadapnya. Namun gadis itu tidak puas dengan respons yang didapatnya. Sebagai balasannya, Sakura dengan cepat melepaskan headset yang ada pada telinga kiri Sasuke.
Niat awal Sakura sih ingin memasangkan headset itu pada salah satu telinganya, tapi tangan Sasuke bergerak lebih cepat untuk merebut kembali headset-nya dari tangan Sakura.
“Anak kecil tidak boleh dengar.” Selalu kalimat itu yang dilontarkan oleh Sasuke setiap kali Sakura hendak mencuri dengar lagu yang sedang didengar oleh lelaki itu. Awalnya memang Sakura biasa saja, namun seiring berjalannya waktu ia penasaran dengan apa yang didengarkan Sasuke selama ini.
Kedua tangan menyilang di depan dada, lengkap dengan pipi yang membulat sempurna, itulah hal yang dilakukan gadis bermarga Haruno tersebut. Dan seperti yang gadis itu tahu pula, Sasuke tidak akan pernah ambil pusing dengan aksi ngambeknya.
Bukannya tidak peduli dengan kekasihnya, malah sebaliknya. Sasuke tahu bahwa Sakura tidak akan bisa bertahan lama dengan pose seperti itu. Bingo! Analisa Sasuke memang benar adanya. Tak sampai satu menit, kedua pipi Sakura telah kembali normal sedang salah satu tangannya kini sudah sibuk menarik tangan Sasuke agar ia bangkit dari kursinya.
“Yuk, ke kelasku—“
Belum sempat Sakura menyelesaikan kalimatnya, Sasuke sudah memotong ucapan Sakura dengan mengucapkan sambungan kalimat yang akan diucapkan oleh gadis itu dengan nada datar. “—bekal untukmu sudah siap. Kali ini jangan hanya makan tomatnya saja, ya, Sasuke-kun.”
Tidak mencoba menyangkal, manik emerald Sakura hanya berputar pada porosnya. “Anak pintar,” komentar Sakura sambil menepuk puncak kepala kekasihnya.
“Hn,” respons Sasuke yang akhirnya beranjak dari kursi yang sedari tadi didudukinya.
Urutan sementara: headset peringkat satu, tomat peringkat dua, Sakura peringkat … entahlah.
II.                  Antara Sakura dan headset bagian satu.
Haruno Sakura menatap tumpukan buku di hadapannya dengan pasrah. Helaan napas panjang terkadang diembuskan olehnya. Sesekali lirikan singkat dilemparkan oleh Sakura, yang dapat diartikan sebagai kode minta-diajarkan, pada Sasuke yang tengah asik mengerjakan soal sambil mendengarkan lagu lewat headset putih kesayangannya.
Namun, meski Sakura telah sepuluh kali melirik Sasuke, lelaki itu tak kunjung balas melirik Sakura. Dasar Sasuke-kun tidak peka, begitulah pikirnya sambil melirik singkat kekasihnya sebelum ia benar-benar mulai fokus pada tumpukan buku yang ada di depannya.
Puk. Sebuah penghapus jatuh tepat di pucuk kepala Sakura sukses membuyarkan fokusnya.
Tidak butuh kekuatan supranatural pun, gadis itu dapat menebak siapa yang melemparkan penghapus itu, yang sialnya, tepat di kepalanya. Tersangka utamanya pastilah Uchiha Sasuke. Ha, siapa lagi kalau bukan dia.
Dengusan sebal tentu keluar dari bibir Sakura. Bagaimana tidak, bukannya membantu menjelaskan, yang ia terima malah lemparan penghapus yang jelas tidak dapat menjelaskan apa-apa padanya. Cepat, ia tolehkan kepalanya ke sisi kiri tubuhnya hanya untuk sekadar melempar kembali penghapus itu pada pemiliknya.
‘Lihat bagian belakang penghapusnya.’ Kalimat itulah yang diterima oleh Sakura saat ia membelokkan pandangannya ke tempat Sasuke berada. Rentetan kata itu tertulis sedikit berantakan pada selembar kertas kosong yang dipegang Sasuke. Melupakan niatan awalnya, Sakura mengikuti apa yang ditulis oleh Sasuke dengan patuh. Tak berselang lama, segaris senyum terbentuk di wajahnya. 
Ganbatte.
Itulah yang ditulis Sasuke pada penghapus tersebut. Memang hanya satu kata, namun itu sudah lebih dari cukup untuk Sakura. Akan tetapi, belum sampai setengah menit Sakura dibuat senang oleh Sasuke, sebuah benda, kali ini lebih ringan dari penghapus, jatuh di atas kepala Sakura. Kali ini hanya berupa gumpalan kertas yang berisi halaman-halaman penting yang harus dibaca Sakura agar mengerti dengan pelajarannya.
Sakura menoleh, hendak berkata terima kasih, namun niatnya gagal karena manik matanya menangkap sosok kekasihnya telah terlelap dengan posisi bersandar pada dinding dan headset masih terpasang di telinganya.
Menghela napas pendek sambil tersenyum, hanya itulah yang dapat dilakukan Sakura saat ini. “Terima kasih, Sasuke-kun.”
 Urutan sementara: headset masih pada peringkat satu, Sakura sudah jelas berada di peringkat dua
III.                Antara Sakura dan headset bagian dua.
Minggu siang yang terik bukanlah waktu yang tepat untuk jalan-jalan, itulah yang dipikirkan oleh Sasuke dan Sakura. Pemikiran itu jugalah yang menjadi alasan mengapa mereka berdua hanya duduk, sibuk dengan ponsel masing-masing, di kamar Sasuke. Rada ansos, sih, memang.
“Sasuke-kun,” ujar Sakura sambil menepuk pelan lengan tangan kiri Sasuke. Sepasang matanya masih tetap fokus pada layar ponselnya.
Tidak ada respons yang berarti dari Sasuke. Bahkan respons khas Sasuke saja tidak terucap dari mulutnya. Sadar tidak digubris, gadis itu mulai meluncurkan rengekannya. Bibirnya mengerucut jenaka, fokusnya kini sudah berpindah pada Sasuke yang masih sibuk dengan ponsel dan headset-nya.
“Sasuke-kun …,” rengek Sakura menarik ujung kaos Sasuke, “… ambilkan minum, ya?”
“… Hn,” respons Sasuke singkat sambil melepaskan headset-nya.
Sakura hampir berteriak girang karena akhirnya Sasuke bereaksi. “Jangan lama-lama!”
Blam.
Sosok Sasuke menghilang ditelan oleh pintu, membuat kamar berukuran persegi Sasuke terasa sedikit hampa. Bosan, emerald Sakura bergerak, mencari sesuatu yang bisa ia isengi. Dan, tada! Indra penglihatannya tertuju pada ponsel beserta headset yang ditinggalkan Sasuke.
Kesempatan untuk mencari tahu apa yang selama ini didengar oleh Sasuke akhirnya tiba! Tanpa pikir panjang, ia pun mengambil ponsel putih yang tergeletak di lantai. Beruntung Sasuke bukan tipe orang yang suka memberi kode pada ponselnya.
Karena itu, mudahlah bagi Sakura untuk mengutak-atik ponselnya. Namun, belum sempat ia menekan list lagu yang dimainkan oleh Sasuke, ponsel tersebut telah direbut oleh pemiliknya.
“Yaaahh,” desah Sakura, refleks mengerutkan alisnya. Kesal karena gagal membuka salah satu rahasia yang selalu Sasuke simpan sendiri.
Sasuke menatap Sakura dalam diam, sedang tangannya menyodorkan segelas air putih dingin pada kekasihnya yang langsung diterima Sakura dengan ekspresi cemberut.
Membuang muka adalah hal pertama yang dilakukan Sakura yang kemudian dilanjutkan dengan meminum air itu. Sebuah ponsel yang disodorkan ke depan wajahnya membuat perhatian Sakura teralihkan. Selanjutnya, hanya tatapan bingung tanpa suaralah yang dilemparkan oleh gadis itu.
“Kau mau tahu, kan? Dengar saja,” jawab Sasuke, menatap dalam emerald milik Sakura.
Mata Sakura berkejap pelan. “Eh? Serius?”
Pertanyaan itu hanya dijawab Sasuke dengan gerakan memasangkan headset putihnya ke salah satu telinga Sakura. Sedang satunya lagi ia masukkan pada telinganya sendiri. Lelaki itu membuka kunci ponselnya, namun gerakannya terhenti sebelum memutarkan apa yang selama ini ia dengar. Penasaran, Sakura mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke untuk dapat melihat layar ponsel lelaki itu.
Voice one, voice two, voice three, itulah yang terbaca oleh Sakura. Alisnya berkerut bingung, tidak dapat menebak apa isi dari file itu.
“Sebenarnya yang kudengarkan selama ini adalah…,” indra pendengaran Sakura dapat menangkap suara Sasuke yang kemudian digantikan dengan suara yang sudah tidak asing lagi di telinga gadis itu.
Sakura hanya diam, menatap kosong layar ponsel milik Sasuke. Pikirannya terfokus pada suara yang mengalir lewat headset yang terhubung pada telinganya.
“… suaramu.” Sasuke mengakhiri perkataannya dengan gerakan tangan yang bermaksud merangkul Sakura agar mendekat padanya.
Ah … sampai detik ini pun Sakura masih tidak dapat berkomentar apa-apa. Suara ini … suara yang selalu didengarkan Sasuke setiap saat … ternyata adalah suara Sakura yang direkam oleh Sasuke diam-diam. Tanpa sadar, setitik demi setitik air matanya mengalir.  Terharu, jelas sekali Sakura terharu. Melihat Sakura yang menangis, Sasuke pun menepuk pelan kepala gadis itu.
“Itulah mengapa selama ini aku tidak mau memberitahukannya padamu, Sakura.”
Peringkat tetap: Sakura … kaulah yang selalu menjadi prioritas utama Sasuke. Bukan tomat, bukan juga headset.

fin …

Selasa, 27 November 2012

Happy Teacher Day 2012!

Allo! Dv's back!\o/
Entrinya telat sehari, nih. Hehe. Maaf, ya. Dv sibuk :""]/sibukapacoba.
Well, selamat hari guru buat guru-guru yang tersebar di pelosok Indonesia, terutama guru yang berdomisili di SMA Negeri 3 Kota Jambi! I love youu all {} (bighug)
Liat deh liat foto yang ku-upload. Fotonya bentuk cinta *o*bb*gelundungan* keren kaann? Keren doonggg SMA 3 getooooo*posepose*

Minggu, 25 November 2012

Menulis, Menulis, dan Menulis

Tanpa kusadari, menulis sudah seperti sebagian dari hidupku. Pada awalnya, aku menulis hanya karena sekadar hobby dan iseng. Tak pernah sedikit pun terbesit dalam pemikiranku untuk menekuni hobby ini dengan serius. Dan, sampai saat ini pun begitu. Namun, meski begitu, aku sudah dapat merasakan bahwa menulis itu sudah seperti kebutuhan pokok yang harus kupenuhi. Ini terbukti kala aku mencoba untuk berhenti menulis untuk sementara waktu. Jujur saja, di dalam hati ini ada terselip sejumput rasa rindu. Sangat, sangat rindu. Dan, kalian tahu betapa bahagianya aku saat aku bisa menulis lagi? Rasanya ... bahagia pakai banget :""D rasanya seneeeeeeeeeeeeeeeenngggggg bangetttttttttttt. oke, mungkin segitu aja entriku malem ini. Dadah!:D

Sabtu, 24 November 2012

Aku, Untukmu

Waktu terus bergulir tanpa bisa kauhentikan. Seperti itulah cintaku padamu; terus mengalir, tanpa bisa kuhentikan.
.
.
.
Hai, apa kabar? Apakah kau baik-baik saja? Aku sangat rindu padamu—Begitulah kira-kira kalimat yang sangat ingin kulantunkan tiap kali indera penglihatanku bertatapan dengan kedua iris emerald-mu. Namun, otak dan mulutku tidak bisa melangkah bersama. Ego-ku yang tinggi menahanku untuk berucap demikian, dan sebagai gantinya, aku hanya berucap, "Hn, aku pulang."
Tapi, tahukah kau? Dibalik perkataanku yang sangatlah singkat itu terselip rasa rindu yang begitu mendalam. 
.
.
.
.
Kalau boleh aku berucap sekali saja kepadamu—tentunya dengan mengesampingkan ego-ku yang tak tahu mengapa begitu sangat menyebalkan—maka, akan kuucapkan padamu bahwa kau adalah orang yang paling tepat untuk mendampingiku dalam hidup ini. Hn, kau tentu tahu, 'kan, maksud dari kata tepat tersebut? Ya, kau itu sangat berharga bagiku. Sesederhana itulah caraku mencintaimu. Aku memang tak pandai merefleksikan rasa sayangku menjadi sebuah ucapan-ucapan manis yang membuat kau tersipu malu, tapi aku pasti bisa merefleksikan rasa itu menjadi tindakan nyata. Pasti. Percayalah padaku, Haruno Sakura. Aku, Sasuke Uchiha, mencintaimu sepenuh hatiku.


Disclamer; Naruto milik Masashi Kishimoto. Saya tak mengambil keuntungan apa pun dalam menulis fiksi singkat ini. Semua ini hanya untuk melepas stress saja.
—Fiksi ini milik saya; dvsiswani (lrynch fruhling on ffn.net)

Rabu, 21 November 2012

Curhatan Penulis Fanfiksi Edisi Galau

Galau; satu kata berjuta makna *eaaaaaa*
Dalam entri saya kali ini saya akan mengambil tema galau (tema yang katanya lagi TREND di kalangan anak remaja lol).
Ehm, sebenarnya saya ini adalah penulis (atau author, untuk bahasa kerennya) di sebuah situs khusus fanfiksi. Nah, saya ini masih baru di situs itu. Ya, tapi lumayanlah, di sana saya jadi tahu seberapa pentingnya pengaplikasian EyD (Ejaan yang Disempurnakan) dalam kehidupan sehari-hari.
Dan, parahnya, baru saja sebelas bulan terjun ke dunia tulis-menulis, saya sudah masuk ke fase galau, di mana saya sedang bingung dengan gaya penulisan saya serta bagaimana cara saya mendeskripsikan adegan-adegan kejadian :<
Ngghhh. Saya sih berharap saya bisa cepat melewati fase ini supaya bisa menjadi author yang mempunyai kualitas fiksi yang bagus tehhehe. Dan mungkin blog ini akan menjadi 'tempat sampah' dari segala latihan saya.
Oke, sekian dulu ya. Maaf kalau blognya belum saya atur. Modem saya hilang :|

Sampai jumpa di lain waktu /////

Baca fanfiksi saya di: www.fanfiction.net dengan nama pena: lrynch fruhling.

Minggu, 18 November 2012

First Post

—Hai. Selamat datang di blog keduaku yang terpaksa kubuat dikarenakan suatu hal(—heh?). Blog pertamaku [crycsn.blogspot.com] adalah blog yang isinya hal-hal yang bernuansa Agama Buddha (—dan sekadar info, blog pertamaku juga kubuat karena terpaksa LOL :p)
Mungkin setelah post ini, aku akan memasukkan entri-entri baru berupa draft fanfiction yang saat ini menjadi pekerjaan sampinganku ' '/(—hitung-hitung melepas stress).
Oke, sudah dulu ya ' '/ sampai jumpa di entri berikutnya (—yang tentunya akan sama ga jelasnya dengan entri pertama ini).
Byebye ' '/